Pesan & Nasehat KH. Hasan Abdullah Sahal
Pondok adalah ibu, dan ibu tidak akan melepaskan anaknya, meskipun anaknya sudah jadi presiden, ibu akan tetap menasehati anaknya. Dan anak juga akan selalu meminta nasehat ibunya.
Sementara bapakmu adalah gurumu, walikelas, aktivitas, organisasimu dll.
Apa yang dikerjakan bapak dan ibu ada di pondok.
2. Dari kandungan yang sama akan lahir anak-anak yang berbeda.
Gontor dituduh bukan aswaja, wahabi, dll.
Gontor itu aswaja, aswaja yg cerdas!
3. Dengan sering kumpul, akan muncul ide gagasan. Di jawa ada kata 'cangkir' pada saat berkumpul. Cangkir = nyencang pikir. Sering bertemu akan banyak nyencang fikir.
4. Jangan mudah silau, 'Laisa kullu ma yalmau dzahaban.' Belum tentu rumput tetangga lebih hijau. Kita sudah diajarkan pondok (bapak dan ibumu) tentang hal itu.
5. Datang ke pondok tidak hanya untuk ngecash, tapi untuk membaca raport kita. Tentang keikhlasan kita, kesederhanaan dll.
Apakah kita sudah menerapkan keikhlasan yang telah diajarkan gontor dalam kehidupan nyata? Bagaimana dengan kesederhanaan kita? Baca!
Juga membaca raport pondok. Adakah nilai2 gontor yang berubah. (Gontor insyaAllah akan tetap istiqamah dalam menjaga nilai-nilai).
6. Gontor tidak takjub dengan berbagai profesi alumninya, tapi akan takjub dengan keistiqomahan menjalani profesi tersebut berdasarkan pada nilai-nilai yang telah diajarkan pondok. (Komitmen terhadap nilai-nilai.)
Inna fi kholqi samawati wal ardl...
Itu cerminmu, apakah kalian sudah yadzkurullaha qiyaman wa quudan wa'ala junubikum atau belum?
Bercerminlah dr berbagai arah.
Nilai2 untuk bercermin.
7. Gontor telah memberikan kunci.
Bahasa arab kita kalah dengan lipia, inggris kalah dengan sekolah umum.
Tapi anak gontor bisa menggunakan kunci tersebut dengan baik (YAHANU).
8. Dunia semakin luas, sementara buminya tidak semakin luas. Jika kita tidak mengembangkan kunci-kunci tersebut kita akan semakin tersingkir.
Punya kunci tapi tidak dipakai.
9. Jaman sekarang banyak orang yang keblinger. Orang-orang melakukan istighosah ketika gang doly mau ditutup. La haula wala quwata illa billah.
10. Gontor bukan lembaga pergerakan, tapi lembaga pendidikan.
Gontor mendidik anak-anak yang akan mendidik presiden, menteri, jendral. Dll.
11. Gontor mendididik santri dengan cara: muamalah (sosial atau kehidupan bermasyarakt), muasyaroh (kekeluargaan) mukholatoh (pembauran).
Gontor menghadapi yatim lebih dari 4000 (karena tidak ada orang tuanya).
Maka Santri-santri dikerumuni, dikeloni selama 24 jam.
12. Banyak yang ingin meniru seperti gontor, tapi yang dilihat hanya kulitnya saja, tidak nilai-nilai dan jiwa yang ada di dalamnya. (Yang ditiru hanya bahasa arab inggrisnya dan pengelolaan asrama).
13. Jadilah kalian Mundzirul kaum sesuai dengan profesinya masing-masing.
14. Apa yang kami lakukan sekarang adalah warisan yang lalu, yang telah dirintis oleh trimurti. Tidak ada yang keluar dari nilai-nilai.
15. Pak hasan dalam banyak pertemuan sering membacakan piagam wakaf Pondok Modern Gontor. Agar semua tahu apa yang diwasiatkan oleh trimurti.
16. Jika kita mengatakan saat ini belum waktunya menegakkan nilai-nilai islam? Kira2 anak cucu kita nanti pasti akan mengatakan hal yg sama. Yaitu Belum waktunya.
Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau tidak kita siapa lagi.
Bung Karno kalau tidak dipaksa untuk proklamasi oleh para pemuda waktu itu maka kemerdekaan akan tertunda.
Jika pingin kawin jangan nunggu punya kasur yang mentul-mentul.
Inilah pola yang dipakai oleh gontor? Penuh kesakralan.
Pondok ini anti intervensi. Buka mata, telinga, hati, otak luas-luas. Tutup mulut.!
Belum melihat, mendengar, tapi maunya nerocos terus. (Karen didorong tendensi)
4H (head, heart, hand, hidayah).
Nasehat Pak Hasan Abdullah Sahal kepada santri lama.
"Kunjungilah pondokmu walaupun aku sudah tidak ada"..!!"
